Xi Jinping Boulevard di Phnom Penh ‘tonggak baru’ dalam hubungan Tiongkok-Kamboja

Dia juga menyebutkan investasi infrastruktur besar China di Kamboja, termasuk hampir 4.000 km (2.486 mil) pembangunan jalan.

Wang Wentian, utusan utama Beijing di Phnom Penh, mengatakan pada upacara peresmian pada hari Selasa bahwa jalan itu akan menjadi “tonggak baru” dalam hubungan bilateral, menurut sebuah artikel yang diposting di akun WeChat resmi kedutaan besar China di Kamboja.

Hun Manet, yang juga menghadiri upacara hari Selasa, mengatakan penamaan jalan, yang mulai dibangun pada 2019 dan mulai beroperasi Agustus lalu, dimaksudkan sebagai ucapan terima kasih kepada Xi atas “kontribusi bersejarahnya” terhadap pembangunan Kamboja, kata artikel itu.

Jalan sepanjang 48 km, yang menelan biaya US $ 273 juta dan dibangun oleh Shanghai Construction Group, dibiayai dengan persyaratan konsesi oleh Beijing, dengan kontribusi dari pemerintah Kamboja, Khmer Times yang berbasis di Phnom Penh melaporkan pada hari Rabu.

Ini adalah jalan kedua di Phnom Penh yang dinamai menurut nama seorang pemimpin Tiongkok. Pada tahun 1965, mendiang Raja Kamboja Norodom Sihanouk menamai bulevar dengan nama Mao edong sebagai tanda terima kasih atas bantuan ekonomi dan militer Beijing kepada negara tersebut.

Baik pemimpin Deng Xiaoping maupun Jiang Emin tidak diberi penghargaan serupa.

Selama kunjungan ke Kamboja akhir bulan lalu di tengah ketegangan di Laut China Selatan, Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan China akan menjadi “teman paling dapat diandalkan dan pendukung paling kuat” Kamboja terlepas dari lingkungan internasional.

Wang juga menjanjikan lebih banyak investasi China dalam infrastruktur Kamboja.

Hun Manet mengatakan Phnom Penh akan dengan tegas mendukung posisi China di Taiwan, Hong Kong dan Xinjiang dan terus berpartisipasi dalam Belt and Road Initiative, sebuah proyek infrastruktur yang dipimpin Beijing.

Hubungan China dengan Kamboja tetap menjadi salah satu yang terdekat di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Tidak ada sengketa teritorial antara kedua negara, dan Phnom Penh sangat bergantung pada perdagangan dan investasi Tiongkok.

Perdagangan antara kedua negara mencapai 12,26 miliar dolar AS pada 2023, naik 5 persen dari 2022, menurut angka bea cukai Kamboja.

Beijing juga membantu Kamboja meningkatkan pangkalan angkatan laut Ream di Teluk Thailand setelah Phnom Penh membongkar fasilitas buatan AS di pangkalan yang sama pada tahun 2020. Washington khawatir bahwa militer China dapat menggunakan pangkalan itu sebagai pos terdepan di luar negeri, sebuah klaim yang dibantah oleh kementerian pertahanan Kamboja.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *